Pembinaan Pegawai di SPERO

 Hari ini, Selasa 25 Agustus 2020, ditengah kegiatan Penilaian Harian Bersama (PHB) yang dilaksanakan secara daring dengan aplikasi Jagaratu para guru dan staff TU dikondani oleh Bpk Supardi, S.Pd, M.Pd mengikuti kegiatan pembinaan pegawai oleh pejabat Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Kendal. Khusu hadir di acara tersebut Kabid Ketenagaan Dinas Bp. H. Bejo Sartono, S.Pd, M.Pd. Beliau mengisi sesi pertama dimulai pukul 08.30 hingga pkl 11.00 di puncak kampus SMP 2 Kendal, yaitu di gedung lantai 3.  Kabid Ketenagaan banyak menyoroti tentang tupoksi PNS dan non PNS dilingkungan Dinas pendidikan dan kebudayaan, temuan temuan masalah yang muncul di lingkungan wilayah kerja Dinas Penddk dan kebudayaan, mulai dari masalah personal guru, administrasi, SKP, kenaikkan pangkat, sangsi dan hukuman PNS, mutasi dsb mulai dari lingkungan PAUD, TK, SD dan SMP.  Khusus tentang kewajiban seorang PNS, Pak Sartono banyak mengulas tentang kewajiban kewajiban yang harus dilakukan oleh seorang PNS seperti :

Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Pemerintah;

Menjunjung tinggi kehormatan negara, pemerintah, dan martabat PNS;

Memegang rahasia jabatan yang menurut sifatnya atau menurut perintah harus  dirahasiakan;

Masuk kerja dan mentaati ketentuan jam kerja;

Mencapai sasaran kerja pegawai yang ditetapkan;

Memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat

Pada sesi kedua yang dimulai pukul 11 hingga selesai kegiatan diisi oleh Sekretaris Dinas Bp. Sutadi, S.Pd, M.Si. Beliau memulai paparan dengan menyajikan prestasi-prestasi anak bangsa yang banyak mengharumkan nama bangsa di mata dunai. Prestasi prestasi yang seharusnya menginspirasi generasi bangsa sekarang untuk lebih banyak belajar dan menemukan serat berkarya bagi kemajuan dan pembangunan negeri ini ditengah keterpurukkan dunia karena wabah Covid-19. Anak bangsa yang diulas oleh Sekdin adalah Prof. Dr. Ir. Sedijatmo pada tahun 1961, yang menggagas pondasi cakar ayam, yng bekerja sebagai pejabat di PLN. Ketika itu, PLN harus mendirikan 7 menara listrik tegangan tinggi di daerah berawa-rawa sekitar Ancol, Jakarta. Lalu ada Prof. Dr. Ing. H. Bacharuddin Jusuf Habibie, FREng dengan CN 235-nya, ada Gojek dan sebagainya.

Kemudian materi yang tak kalah menarik adalah tentang Jaka Tarub, legenda yang membumi di pulau Jawa. Terkenal sebagai pemuda yang menikahi sang bidadari saat mengintip para bidadari mandi di talaga. Beliau melontarkan pertanyaan yang seharusnya direnungkan oleh kita, kenapa tidak diajarkan kepada para siswa bagaimana mereka seharusnya berusaha, berfikir dan bertindak melakukan ujicoba dan berkreasi agar orang bisa terbang laiknya para bidadari, sehingga seperti munculnya Ironman yaang bisa terbang di negeri barat? Juga bagaimana sang bidadari bisa menanak SATU bulir nasi saja di dalam periuk, namun bisa menjadi satu bakul nasi untuk dimakan. Siswa diajak berfikir untuk mengembangkan daya imajinasi dan kreatifitas mereka untuk bisa mencoba menemukan alat tekhnologi mungkin, yang bisa menenak beras sedikit namun bisa menjadi banyak nasi. Dan tentu saja pemikiran pemikiran yang mungkin dibenak orang awam agak ekstrem, namun sebenarnya itu adalah sebuah lompatan lompatan besar atau julukan kerennya adalah Quatum leap bagi perkembangan teknologi dunia. Ajak anak untuk bermimpi. Ubah mimpi menjadi kenyataan. Dream it, make it and get it! Wassalamu’alaikum wr wb. Salam Humanis!

Leave a Reply