PENDIDIK adalah seseorang yang berkontribusi bersama untuk memberikan suatu peningkatan dan perbaikan di dunia pendidikan. Tidak hanya dalam kapasitas dunia pendidikan formal saja, namun juga dalam berbagai hal.
Sebenarnya pendidik tidak terbatas dalam lingkup kecil saja, yang sering disebut sebagai guru. Namun, pendidik merupakan suatu metafora dari keberfungisan sesuatu yang dapat memberikan pengetahuan secara tepat dan baik, sesuai dengan tujuannya.
Salah satu tujuan pembelajaran adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik, maka perlu memilih metode yang tepat agar tujuan yang kita harapkan dapat tercapai mengingat setiap peserta didik mempunyai karakter yang berbeda.
Dalam mata pelajaran IPA, dirasa sangat tepat menggunakan metode Pendekatan Belajar Aktif dengan unsur Mikir (Mengalami, Interaksi, Komunikasi, Refleksi). Dengan metode tersebut dapat menfasilitasi peserta didik berpikir tingkat tinggi (HOTS/Higher Order Thinking Skill) dan mengembangkan program budaya baca.
Belajar akan lebih bermakna, jika peserta didik mengalami apa yang dipelajarinya pada dunia nyata. Melalui metode Pendekatan Belajar Aktif dengan unsur Mikir diharapkan hasil pembelajaran lebih bermakna, proses belajar berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan bukan transfer dari guru. Sehingga mereka memposisikan diri untuk mencari bekal di kehidupan mendatang.
Guru lebih banyak bergelut dengan strategi ketimbang memberi informasi. Peserta didik diharapkan menjadi produsen bukan konsumen.
Terkait hal di atas, setelah bergabung dengan Yayasan Tanoto Foundation, tergugahlah hati ini untuk meminimalisir kekrisisan pendidikan terutama di SMP N 2 Kendal kelas VIII. Dianggap krisis karena apa yang selama ini kita sampaikan dan terapkan hasilnya belum seperti yang diharapkan. Akademik bagus belum disertai karakter yang sesuai.
Kedisiplinan, kreativitas, rasa empati masih belum signifikan. Kebingungan bagaimana meningkatkan semangat belajar peserta didik terkuak setelah mengikuti TOT/pelatihan pembelajaran yang diselenggarakan oleh Tanoto Foundation.
Seperti mendapat pencerahan untuk segera membantu peserta didik agar lebih optimal dalam belajar, meningkatkan kemampuan dalam memahami/memecahkan suatu masalah, senjata Pendekatan Belajar Aktif dengan unsur Mikir kami terapkan.
Butuh kesabaran dan kekonsistenan untuk membuat peserta didik mempunyai kepercayaan diri baik dalam hal aktion maupun waktu, jangan ada kata menyerah demi meningkatkan kualitas pendidikan secara menyeluruh. Identifikasi materi dan metode mutlak dilakukan agar tujuan pengembangan potensi peserta didik dapat tercapai.
Dengan semangat dan tanggung jawab yang besar untuk meminimalisir krisisnya dunia pendidikan terdapat peningkatan hasil yang bisa dikategorikan berhasil dari pada sebelum menerapkan pendekatan belajar aktif dengan unsur mikir.
Siswa mulai terbiasa dengan pembelajaran yang lebih mengutamakan kegiatan (praktek) karena di situ mereka mengalami, berinteraksi, berkomunikasi dan pada akhir pembelajaran ada refeksi untuk mangkaji hal-hal yang masih kurang atau yang sudah baik, kepercayaan diri mulai muncul satu demi satu seperti penularan pada virus, mereka menjadi lebih aktif.
Tidak ada rasa takut lagi, mereka mau menerima saran dari teman. Baik individu/kelompok berani untuk tampil mengomunikasikan hasil kerja kelompoknya, semoga keberaniaannya juga dapat merambah untuk tampil di depan orang banyak.
Seorang pendidik wajib mengedepankan Hati saat berinteraksi dengan peserta didik, mengingat beraneka ragamnya karakter mereka. Tidak ada yang salah bagi peserta didik, mereka merdeka belajar.
Pendidik harus piawai dalam menentukan strategi dalam mengajar agar apa yang kita sampaikan tercapai sesuai dengan harapan dan meningkatkan kompetensi peserta didik. Bahagia melihatnya, semoga bermanfaat dikehidupan mereka kelak.
Terima kasih Tanoto Foundation, yang telah menyebarkan virus kebaikan demi peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia tercinta, sehingga bisa berdiri sama tinggi dengan negara maju lainnya.
Irina Kurniati Lubis adalah Guru IPA SMP Negeri 2 Kendal